Halaman Artikel
Danakerta ID, Banjarnegara – Terletak di Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Desa Danakerta menyimpan beragam potensi yang siap untuk dikembangkan lebih lanjut. Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, desa dengan luas wilayah mencapai 627,645 hektare ini memiliki modal kuat di sektor pertanian, ekonomi kreatif melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta kekayaan budaya yang unik.
Secara geografis, sebagian besar lahan di Danakerta merupakan tanah kering (82,3%), menjadikannya sangat potensial untuk pengembangan komoditas pertanian non-padi. Salah satu produk pertanian yang menjadi andalan adalah singkong atau ubi kayu. Hal ini terlihat dari banyaknya UMKM lokal yang mengolah singkong menjadi produk bernilai tambah, seperti keripik dan opak. Selain itu, Kecamatan Punggelan, termasuk Danakerta, disebut sebagai wilayah potensial untuk pengembangan kopi robusta, sebuah peluang yang menjanjikan di tengah meningkatnya tren kopi di Indonesia.
Motor Penggerak Ekonomi Lokal dan Denyut UMKM
Desa Danakerta telah menunjukkan geliat ekonominya melalui berbagai lembaga dan usaha yang dikelola warganya. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Dana Mekar Abadi" tercatat pernah menjadi salah satu pilar ekonomi desa. Pada tahun 2019, BUMDes ini berhasil mengelola beberapa unit usaha, mulai dari penyewaan peralatan pesta, pengelolaan lahan parkir, hingga menjadi pemasok beras untuk program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Keberhasilan tata kelola BUMDes dan pemerintahannya bahkan sempat menjadikan Desa Danakerta sebagai lokasi studi banding bagi desa-desa lain.
Di samping BUMDes, denyut nadi perekonomian desa juga didukung oleh puluhan UMKM yang tersebar di lima dusun, yaitu Dusun Brak, Kandangserang, Danakerta, Cibungur, dan Domas. Beberapa nama yang tercatat antara lain Gilar Snack, Opak Jaya, dan Ethnica Craft. Beragamnya produk olahan seperti keripik singkong dan talas menunjukkan kreativitas warga dalam memanfaatkan hasil bumi lokal.
Dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusia juga terlihat dari keberadaan berbagai institusi pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), hingga Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di wilayah ini.
"Nyadran" di Cibungur: Permata Budaya yang Siap Bersinar
Salah satu potensi terbesar yang dimiliki Desa Danakerta terletak pada kekayaan budayanya. Di Dusun Cibungur, sebuah tradisi warisan leluhur yang disebut "Nyadran" atau "Unggahan" masih lestari hingga kini. Tradisi yang dilaksanakan setahun sekali menjelang bulan Ramadan ini merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur dengan memadukan unsur budaya Jawa dan ajaran Islam.
Menurut sebuah penelitian dari UIN Sunan Kalijaga, tradisi Nyadran di Dusun Cibungur diisi dengan serangkaian ritual, mulai dari membersihkan makam leluhur, doa bersama, hingga puncak acara berupa kenduri atau makan bersama. Tradisi ini tidak hanya sarat akan nilai spiritual dan kebersamaan, tetapi juga memiliki daya tarik sebagai aset wisata budaya yang otentik. Jika dikelola dengan baik, tradisi Nyadran berpotensi menarik wisatawan dan mengangkat nama Desa Danakerta di kancah yang lebih luas.
Paguyuban Seni Budaya "Rezba Nada" yang juga berada di Dusun Cibungur menjadi bukti lain hidupnya kesenian di tengah masyarakat Danakerta.
Pemerintah daerah dan desa diharapkan dapat terus memberikan pendampingan dan dukungan untuk mengoptimalkan berbagai potensi ini. Dengan sinergi antara pengembangan sektor pertanian, penguatan UMKM dan BUMDes, serta pelestarian dan promosi budaya, Desa Danakerta memiliki peluang besar untuk menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Sumber: